DARING SAMPAI AKHIR TAHUN ! APA KABAR PENDIDIKAN

penulis :
Rizky Ahmad Fahrezi
Assalamualaikum wr.wb, salam kebaikan sahabatku semua, puji syukur ke Hadirat Allah SWT. Atas limpahan nikmat, limpahan berkah dan nikmat-Nya sehinga alhamdulillah kita dapat sharing berbagai macam berita dan keilmuan tanpa kendala apapun. Bagaimana kabar sahabatku semua ? Bagaimana rutinitas perkuliahan daring selama ini? Apakah masih tenang-tenang saja, masih enjoy, atau ada yang sudah mulai galau, mulai risau dengan segala situasi ini? Semoga saja tidak ya sahabat semua, semoga kita senantiasa di beri kesehatan dan semangat dalam menjalani rutinitas kita sebagai pelajar walaupun secara daring selama wabah covid-19 ini, amiiin.
Pada kesempatan kali ini mari kita menyinggung permasalahan pendidikan Indonesia pasca pandemi covid-19 yang melanda negeri kita tercinta ini bahkan dunia seluruhnya yang tak kunjung usai. Wabah virus corona ini yang mana kasus pertama diumumkan sejak tanggal 2 Maret 2020 sampai saya membuat tulisan ini pada 20 Juni 2020 tak junjung selesai dan mereda bahkan terus bertambah drastis. Libur pendidikan terkhusus perkuliahan dimulai pada bulan Maret 2020 setelah di konfirmasi adanya virus terbsebut sampai saat ini yang mana digantikan dengan sistem daring atau online, semua itu tak terasa kita jalani sudah hampir 4 bulan lamanya. Pada mulanya kita di liburkan selama 2 minggu sesuai dengan edaran yang di keluarkan oleh kepala lembaga pendidikan atau perguruan tinggi masing-masing pada 16 Maret 2020 sampai 28 Maret 2020 guna memutus mata rantai penyebaran virus karena saat itu di konfirmasi bahwa masa inkubasi virus corona di tubuh manusia terjadi selama 14 hari, artinya jika seseorang terjangkit maka maka selama 14 hari pasti ia akan mengalami gejala dari virus ini kemudian akan segera di lakukan proses penyembuhan lebih lanjut, dan yang tidak terjangkit  akan terhindar dari penularan yang lebih meluas, tapi semua itu nyatanya tidak berjalan semulus perencanaan, ketidak disiplinan masyarakat Indonesia yang acuh terhadap propaganda social distancing menyebabkan virus menyebar semakin signifikan setiap harinya, sehingga menyebabkan pemerintah mengeluarkan edaran kepada seluruh lembaga pendidikan di Indonesia untuk memperpanjang libur terhadap segala aktivitas pendidikan, hingga sampai sekarang di putuskan pendidikan dengan sistem daring di perpanjang sampai akhir tahun 2020.
Perpanjangan pendidikan dengan sistem daring tentunya mengakibatkan berbagai respon dari masyarakat, khususnya peserta didik dan orang tua. Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan, berkesimpulan bahwa mayoritas orang tua setuju bahkan sangat mendukung dengan perpanjangan sistem pendidikan daring ini tentunya dengan harapan terjadi perbaikan dan pengoptimalan lebih lanjut terkait sistem ini guna menunjang keefektifan pembelajaran bagi peserta didik, terlebih lagi dengan semakin drastis nya penambahan kasus positif covid-19 yang membuat orang tua ketar-ketir untuk membiarkan anak nya kembali melakukan aktivitas normal, terkhusus mereka yang masih menginjak pendidikan PAUD, TK, dan SD yang masih sangat rentan. Banyak juga orang tua yang sangat mengeluhkan dengan sistem daring ini, di mana dengan sistem ini tentunya harus di dukung dengan fasilitas internet atau alat komunikasi yang memadai, kenyataan yang terjadi dilapangan adalah tidak merata nya fasilitas-fasilitas tersebut di seluruh indonesia sehingga orang tua pusing seribu keliling untuk mencerdaskan anaknya.
Berbagai tanggapan juga saya peroleh dari peserta didik terkhusus dari teman-teman mahasiswa saya, banyak dari mereka yang mengeluhkan berbagai keluhan dan hambatan saat melakukan rutinitas pembelajaran daring. Banyak sekali kekurangan yang sangat telak dan ke tidak optimalan dari sistem daring yang telah di lakukan selama ini di samping memang tidak ada pilihan lain  untuk tetap melanjutkan kegiatan pendidikan. Terkait daring memang tidak akan pernah se efektif pembelajaran dengan bertatap muka, kelemahan demi kelemahan pasti lah sangat sering kita temui, hanya saja bukan kapasitas saya untuk mengkritik dan berusaha merombak sistem ini untuk bisa memenuhi kebutuhan saya dan mahasiswa lain, tetapi mungkin hanya sekedar pendapat, saran dan pemaparan celah-celah kekurangan untuk bisa diperbaiki kedepannya, karena bukan nya kita mahasiswa menuntut untuk suatu kesempurnaan tetapi kita menuntut untuk suatu kelayakan.
Pertama, tugas semakin banyak. Diantara keluhan dari hampir semua mahasiswa adalah semakin banyaknya tugas yang di berikan oleh dosen padahal pemahaman akan materi yang masih sangat kurang. Pasti dari kita banyak yang mengeluh dengan semakin menumpuknya tugas selama perkuliahan daring ini, apalagi pemahaman materi yang dirasa sangat kurang dikarenakan mungkin penjelasan dosen yang hanya bersifat deskriptif, media yang digunakan cenderung kurang menarik antusias peserta didik, minimnya percontohan atau penerapan (live action) dari teori-teori yang diberikan, penjelasan dan pertemuan yang sangat singkat karena dengan sistem daring ini tidak memungkinkan bagi mahasiswa untuk dapat langsung mencerna penjelasan dari dosen, dengan sistem ini tentunya membutuhkan lebih banyak waktu untuk memantik fikiran peserta didik supaya ter connect dengan maksud dari penjelasan dosen.
Kedua, sistem perkulahan running atau kejar waktu. Menurut saya banyak sekali dosen yang terlalu cepat mengakhiri suatu pertemuan dan terlalu menyesuaikan pembelajaran dengan jadwal asli dari akademik, di mana dosen memberikan batas presensi yang sangat singkat di setiap perkuliahan nya dan date line pengumpulan tugas yang sangat menyiksa saking singkatnya waktu dan sulitnya sola yang diberikan, di mana tentunya dengan posisi kita yang sedang berada di rumah ini pasti terdapat berbagai hambatan untuk hadir pembelajaran atau perkuliahan tepat waktu, diantaranya banyak pekerjaan rumah, membantu orang tua bekerja, atau kita sendiri yang bekerja untuk menyambung perekonomian keluarga, dengan kondisi seperti itu sangat sulit sekali bagi kita untuk me menagement waktu, sehingga banyak teman saya bahkan saya sendiri terkadang tidak mengisi absensi dan dianggap tidak hadir padahal semua itu bukan murni kesalahan fatal dari kita pribadi, hanya saja memang banyak sekali rutinitas dan aktivitas saat berada di rumah terkhusus bagi mahasiswa yang menolak untuk rebahan saja sambil mengerjakan tugas yang terus menumpuk !.
            Ketiga, ketidak optimalan media yang di gunakan. Tidak menyalahkan bahwa mayoritas pendidik atau dosen menggunakan media WaG (Wattsapp Group) dan media google classrom, dengan seperti itu mayoritas pembelajaran bersifat deskriptif, sedikit sekali dosen atau pendidik yang menggunakan media audio visual semisal zoom, google meet, atau live stream youtube. Media watssapp dan google classrom memiliki banyak kelebihan sekaligus banyak kekurangan, kelebihan dari media tersebut adalah pada umunya dianggap sebagai media yang paling sederhana dan ringkas, di samping itu tidak membutuhkan terlalu banyak kuota internet, kelemahan yang dimiliki adalah karena pembelajaran yang lebih cenderung theorycal fokus (fokus teori saja) sehingga sangat kurang sekali untuk menggugah pemahaman peserta didik, kekurangan yang sangat fatal apabila media tersebut adalah satu-satu nya media yang digunakan untuk pembelajaran tanpa di tunjang dan di sempurnakan dengan media audio visual.
            Keempat, kurang nya inovasi dalam pembelajaran. Pembelajaran daring tentunya sangatalah membosankan, oleh karena itu sangatlah di perlukan beragam inovasi dari pendidik untuk meningkatkan kelincahan peserta didik dalam mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran. Inovasi tersebut dapat berupa pemecahan dalam setiap permasalahan yang sedang dialami saat pembelajaran, semisal saat peserta didik bosa maka pendidik selayaknya memberikan sedikit percikan humor untuk mencairkan suasana, bisa di lakukan dengan bentuk ice breaking online misalnya, karena bukan kah kondisi pembelajaran yang sepenuhnya serius akan membuat peserta didik stress. Inovasi juga bisa berbentuk penyampaian materi yang lebih attractive dan colorfull dari pada pemaparan murni berupa tulisan yang malah membuat mata pedas dan mengantuk.    
Saran dari sekian banyak kekurangan tersebut, yaitu alangkah lebih bijaknya jika pembelajaran di fokuskan murni untuk pemahaman peserta didik sebagai pure priority, sehingga lebih di perbanyak penjelasan yang jelas dan gamblang dari pada memperbanyak tugas yang semakin membuat peserta didik pusing sekujur tubuh !. Penjelasan yang gamblang tentunya membutuhkan waktu yang relatif lama, tapi it’s oke itu bukanlah masalah bagi kami para peserta didik, yang kami butuhkan hanyalah kecerdasan dan kompetensi !. Alokasikan setiap mata pelajaran atau mata kuliah dengan waktu yang lebih lama pada setiap pertemuan, sistem online menuntut peserta didik untuk lebih kritis dalam memahami perkataan online pendidik, oleh karena itu waktu adalah modal kami untuk memahami itu, maksutnya bukan memperlama pertemuan tetapi lebih tapatnya memberikan kelonggaran waktu untuk peserta didik memaham, dan memberikan waktu yang lebih panjang guna mengerjakan setiap tugas yang di berikan, apabila pendidik khawatir jika akan terjadi kasus plagiat atau percontekan maka di sinilah daya inovasi pendidik di perlukan dengan membuat soal yang beragam tipe sehingga meminimalisir kasus tersebut. Tidak membuat soal yang terlalu sulit untuk dikerjakan, artinya pendidik sewajarnya memberikan soal yang sesuai dengan asupan materi yang di berikan kepada peserta didik, bobot soal harus berimbang dengan bobot materi yang diberikan.
Tidak menerapkan sistem running dalam pembelajaran, menurut saya tidak perlu tergesa-gesa dalam melaksanakan pembelajaran, tidak tergesa-gesa dalam memberikan list absensi kehadiran, banyak sekali teman saya dan saya sendiri merasa kurang optimal jika presensi kehadiran di beri batasan waktu terlalu singkat, semisal seluruh mahasiswa harus absen selama 15 menit jika lebih dari estimasi waktu tersebut maka mahasiswa dianggap alfa !, perlu diketahui banyak sekali mahasiswa yang selama di rumah mungkin banyak sekali pekerjaan rumah atau malah sedang bekerja guna menyambung perekonomian keluarga, oleh karena itu banyak sekali kesibukan dari setiap peserta didik khususnya mahasiswa alami selama di rumah bahkan kadang tak terduga, jadi list presensi yang terlalu singkat akan menyulitkan kami untuk mengatur waktu, sehingga banyak dari kami yang terkadang tidak absen, mungkin memang pembelajaran adalah prioritas kami sebagai pelajar sehingga menuntut untuk selalu hadir tepat waktu akan tetapi alangkah lebih optimal jika presensi lebih di longgarkan dengan atas waktu yang relatif lebih panjang.
Selanjutnya berkaitan dengan media yang digunakan, tidak di pungkiri media watsapp grup adalah yang utama, tapi perlu di ingat bahwa media ini adalah media yang cenderung bersifat deskriptif sehingga kurang sempuran dalam memberikan pemahaman. Sehingga perlu di tunjang dengan media lain yaitu media audio visual seperti zoom, google meet, live youtube atau media visual lain. Kolaborasi antara media deskriptif dan media audio visual tersebut akan membuat pembelajaran lebih sempurna dalam memberikan goal , itulah cara terbailk selama pembelajaran daring ini. Tetapi penggunaan media audio visual pastinya membutuhkan banyak kuota internet, sehingga solusi dari semua ini pemerintah memberikan tunjangan ekonomi bagi pendidik dan peserta didik selama pandemi covid-19 ini !
Kelemahan yang telah di bahas diatas hanyalah sedikit kekuranagn mendasar dari sistem pembelajaran daring selebihnya pemerintah harus segara membuat kebijakan yang berguna untuk seluruh kesejahteraan rakyat, pada seluruh elemen, terkhusus pendidikan, di mana dengan kelemahan tersebut pemerintah seharusnya memberikan berbagai solusi dari seluruh lini permasalahan pendidikan sekecil apapaun celah permasahalan tersebut, sehingga tidak terkesan pemerintah kurang memperhatikan atau mengabaikan sektor pendidikan !.
            Demikian menurut saya beberapa permasalahan yang peserta didik khususnya mahasiswa rasakan, tentunya berdasarkan pengamatan saya dan sekian banyak perbincangan yang saya lakukan dengan teman-teman saya. Tentunya dari sekian kelemahan juga dipaparkan beberapa saran atau solusi untuk lebih memperbaiki sistem pembelajaran daring selama ini, karena mungkin pembelajaran daring ini akan kita lalui sampai akhir tahun 2020, waktu yang sangat lama !. Sehingga sangat di perlukan berbagai rombakan dan perbaikan guna ke optimalan dan keberhasilan pendidikan Indonesia, yang tak lain semua tulisan ini hanya sekedar pendapat dan sedikit keluh kesah dari peserta didik, selebihnya semua usaha yang dilakukan pemerintah dan seluruh tenaga kependidikan indonesia sudah sangat lah maksimal dalam mencerdaskan bangsa, sehingga tidak ada yang pantas diberikan kepada para pendidik Indonesia atas jasa dan pengorbanannya yang terlalu besar, kecuali ucapan terimakasih dan doa dari kami agar mereka di berikan kesehatan, umur yang panjang, keberkahan serta kemaslahatan hidup, Amiiin.
            Perlu diingat bahwa Pembelajaran daring adalah satu-satu nya cara yang dapat kita tempuh untuk melakoni rutinitas pendidikan selama pandemi ini, sehingga tidak ada cara lain untuk kita melakoni rutinitas pendidikan, apabila terdapat banyak kelemahan bukannya mandeg, bukanya lari kita harus terus memperbaiki !
Sekian terimakasih..