MARAKNYA KUDETA, DEMI PRAHARA APA?

 

MARAKNYA KUDETA, DEMI PRAHARA APA?

Rizky Ahmad Fahrezi


source gambar : https://www.cnnindonesia.com/internasional/20210210041103-106-604469/pedemo-anti-kudeta-myanmar-tertembak-di-kepala

           Indonesia dan dunia sedang dilanda intrik persoalan-persoalan yang patut untuk diperbincangkan dan disikapi oleh seluruh elemen masyarakat khususnya elemen operasi pendidikan yang terdapat mahasiswa di dalamnya. Peristwa yang bisa memberikan dampak bagi perkembangan dan perjalanan tatanan operasional sistem dalam segala sendi kehidupan. Baru baru ini Indonesia dan dunia mendapati fenomena kudeta yang semakin menjadi-menjadi sehinga membuat jutaan pasang mata menaruh perhatian terhadapnya. Pada tulisan ini hanyalah bentuk sebuah pembacaan situasi terhadap fenomena kudeta tersebut, bukan merupakan bentuk statement yang mengklaim kebenaran mutlak terhadapnya, oleh karena itu dibuatnya tulisan ini oleh penulis tak lain merupakan bentuk penyediaan ruang seluas-luasnya untuk dikoreksi.

       Kudeta adalah suatu bentuk penggulingan kekuasaan terhadap pimpinan atau sistem suatu organisasi yang dilakukan secara paksa. Kudeta identik dengan permasalahan internal dalam suatu negara yang terjadi akibat kebijakan atau peforma kepemimpinan yang dirasa kurang memuaskan oleh pihak pelaku kudeta. Fenomena kudeta ini memiliki sifat atau karakter yang sangat melekat di dalamnya, yaitu karakter dari kudeta identik dengan unsur paksaan, jadi bisa disimpulkan jika kita membahas mengenai sifat paksaan maka tidak akan jauh dari yang namanya srobotan, kesewenangan, kekerasan, pengikisan nilai respect, dan perebutan hak asasi lainnya sehingga secara garis besar kudeta identik dengan chaos. Tapi disisi lainnya kudeta adalah bagian dari hak itu sendiri, yaitu hak dari rakyat ataupun golongan yang dirasa perlu direalisasikan sebagai bentuk penyuaraan dan penyikapan terhadap kebijakan yang dinilai tidak buruk. Penafsiran mengenai istilah kudeta akan sangat panjang dan lebar apabila dijelaskan secara rinci, terlebih jika kita membahasa mengenai hukumnya, apakah ini merupakan fenomena yang tervonis buruk atau fenomena yang tervonis baik dan sah-sah saja, maka sebelum menghukuminya mari melihat rentetan latar belakang dan sebab-sebab prahara terjadinya kudeta tersebut.

Kudeta dalam beragam prahara yang telah dilewati oleh perjalanan dunia ini, memiliki beberapa motif kejadian.

Motif pertama kudeta terjadi karena di dalam suatu pemerintahan terdapat beragam fraksi yang memiliki orientasi dan kepentingan masing-masing, sehingga menyebabkan terciptanya sistem tumpang tindih atau sistem sortir berdasarkan power level masing-masing fraksi, hal ini diindikasikan dengan terciptanya beberapa fraksi yang memiliki power kuat akan mendominasi segala lini dan memiliki otoritas terhadap fraksi yang lebih lemah. Ketika salah satu fraksi merasa tidak diuntungkan oleh kebijakan fraksi lain yang memimpin, maka istilah kudeta ini bisa menjadi pilihan akhir untuk di eksekusi.

Kedua, kudeta terjadi karena dilanggar dan dikesampingkannya aspek kesejahteraan menyeluruh bagi masyarakat oleh suatu kebijakan yang mengikat dan semakin menyengsarakan rakyat, sehingga kudeta dalam segi ini meruapakn bentuk suara atau ekspresi kegelisaan rakyat yang sudah mencapai tahap klimaks, serta tidak ada pilihan lain selain mengganti sistem yang dinilai sudah tidak dapat termaafkan. Dalam prahara ini rakyat adalah eksekutor utama dalam perjuangannya, dengan melibatkan beragam elemen seperti elemen wong cilik, pekerja buruh, maupun daya dobrak mahasiswa.

Motif ketiga ini menurut penulis adalah prahara kudeta yang terjadi dalam sekup yang lebih kerdil dari ranah sistem kenegaraan, yang juga sangat penting dituliskan karena acuan pergerakan (Role Model) tidak hanya menilik dari unsur makro saja. Motif ini yaitu prahara kudeta dalam ranah organisasi, baik dari segi keorganisasian formal maupun nonformal atau bahkan hanya sekedar perkumpulan yang minim manajemen. Kudeta skala kerdil ini yang akan lebih dikupas dalam tulisan kali ini. Kudeta dari segi ini tidak beda jauh dari segi kudeta sebelumnya, hanya saja lingkup dan pemain yang berskala lebih kecil namun sangat berpengaruh dalam hiruk pikuk segala tatanan, baik tatanan kultur sosial, ideologi, pemetaan golongan, keintelektualan dan sumber daya- sumber daya lain.

Dalam ranah keorganisasian, pasti tidak akan jauh dari polemik kontestasi yang selalu menjadi perhiasan utama di setiap perjalanannya, ibarat kalung yang selalu nyantol pada leher seorang gadis. Dikala momen kontestasi tersebut telah mencetuskan hasil yang melambungkan suatu pihak atau golongan sebagai sang pemenang atau pimpinan baru, maka dapat dipastikan bahwa golongan lain sebagai pihak yang belum terlambungkan akan mendapati tiga polemik pemikiran didalamnya, yaitu terima dengan cuma-cuma akan kekalahannya, terima dengan syarat atau lobi kedepannya,  dan menentang atau melawan sistem yang telah tercipta. Jika polemik pemikiran pertama diambil maka aman-aman saja, jika yang kedua didapati maka akan menimbulkan prahara konsolidasi panjang yang mengarah pada pembagian kuasa didalamnya (dum-duman berkat) sampai tersepakati titik temu antar golongan bersangkutan, dan jika yang ketiga didapati maka muncullah prahara kudeta ini dengan mengatas namakan beragam ornamen kepentingan serta menggunakan beragam cara demi menggulingkan pihak pemenang.

Terkait polemik kontestasi ketiga ini yang perlu diberi perhatian lebih dan senantiasa disikapi, kudeta terhadap sistem organisasi yang telah tercipta merupakan hal yang sah apabila dilaksanakan melalui etika dan sistem formal (rapat luar biasa) dengan menimbang persyaratan yang tertera dalam AD/ART organisasi yang bersangkutan, yaitu pada umumnya bersyaratkan jumlah minimal peserta pelaksana dan sebab-sebab dilaksanakannya kudeta (menyangkut kecacatan organisasi) yang harus realistis serta dapat dibuktikan kebenarannya, apabila persyaratan dan kaidah-kaidah tersebut tidak terpenuhi maka kekonyolanlah (halu) yang nyata adanya (abal-abal).

Polemik organisasi seperi ini sering kita temui dalam hiruk pikuk perjalanan mahasiswa, sehingga sebagai kaum terdidik mari kita senantiasa sama-sama analisa dan sikapi secara bijak. Menyangkut prahara ini sering didapati seorang main actor dalam segi pemikiran dan eksekusinya, personal bertipe fighter dalam payung golongan yang belum terlambungkan dan terposisikan dalam medan polemik kontestasi tipe tiga akan terus berusaha untuk menggulingkan pihak yang terlambungkan, dengan terus menerus mencari titik kelemahan dan kecacatan yang dirasa sebagai senjata penusuk untuk melancarkan aksinya. Ketidak bijakan disini adalah penggunaan senjata yang dimanifestasikan kedalam serangan frontal kritik menjatuhkan, hal seperti ini akan semakin membuat organisasi mengalami keterbelakangan dan potensi-potensi yang seharusnya dibangun bersama-sama akan semakin terkubur dalam-dalam. Selama pimpinan dan sistem tidak menyalahi norma alangkah bijaknya jika suatu kekurangan tersebut diperbaiki bersama-sama bukannya dijadikan titik celah untuk memasukkan jarum yang malah akan melukai tubuh organisasi. Situasi pra dan pasca kontestasi adalah hal yang wajar, tergantung bagaimana kita memunculkan perspektif dan menindaklanjuti penyikapan terhadapnya, yang tidak wajar adalah segala sesuatu yang menyimpang dari etika, norma, tatanan, dan prinsip keadilan, apabila kita sebagai petarung yang memposisikan diri dalam polemik kontestasi tipe tiga dan tanpa dasar yang jelas, maka kita adalah bagian dari penyimpangan tersebut.

Sekali lagi pembahasan ini merupakan pembacaan situasi yang ditujukan sebagai penggambaran sekaligus satire dikala hal seperti ini nyata terjadi. Sekali lagi pembacaan situasi bukannya penelitian atau literatur resmi !!

Sebagai mahasiswa dan organisatoris penyikapan akan situasi terkini sangatlah penting untuk dilakukan, dengan tujuan menanamkan prinsip bijak dalam menghadapi beragam situasi. Memposisikan diri untuk selalu siap menghadapi segala kemungkinan kontestasi, siap untuk lose or win, menjadi seorang loser saja siap apakagi menjadi the winner. Mari kita belajar bersama-sama. Senantiasa berfikir, bergerak dan bermanfaat agar kemajuan bukanlah hanya sekedar pengiring lamunan !!. Sampai jumpa ditulisan selanjutnya…Wish You Victory….!!

Post a Comment

0 Comments