Sang Maestro #3, Analysis
Sircle
Seni Merancang Pemetaan (Mapping) Bagian 1
Bedakan antara cebong, ikan, katak, atau udang.
Rizky Ahmad Fahrezi
Mapping atau
pemetaan adalah sebuah kegiatan dimana kita menganalisa beragam penempatan (positioning)berupa
kekuatan, sistem, kemungkinan, dampak atau akibat, pemikiran, budaya, arak
gerak, ideologi, permasalahan, latar belakang dll. Sekaligus analisa tentang bagaimana
penyikapan terhadap beragam positioning tersebut. Kesemuanya itu
merupakan cakupan lingkup yang sangat luas, jadi sebelum melakukan sebuah
pemetaan alangkah pastinya kita harus menentukan permasalahan apa yang akan
atau sedang kita hadapi, perhelatan apa yang sedang kita ikuti, tujuan apa yang
ingin kita capai, dan ajang apa yang sedang kita pimpin. Penentuan pijakan awal
tersebut sangatlah penting agar kita tak salah menapakkan langkah dalam menggeluti
wahana Analysis sircle ini kedepannya.
Setelah kita mampu
menepukan latar belakang apa yang sedang kita hadapi dan ingin kita usahakan,
barulah segera mungkin persiapkan daya (internal dan eksternal) dan waktu yang
akan diluangkan dalam menggeluti analisa pemetaan ini, kekuatan atau daya diri (internal)
ini harus dimatangkan sebagai tekad awal untuk memulainya. Seteah dirasa sudah
siap dan matang, maka kita memerlukan daya atau kekuatan eksternal sebagai
kekuatan tambahan dalam melakukan pembacaan masalah, analisa masalah, dan
pemecahan masalah, bahkan juga sebagai kekuatan lapangan yang kita butuhkan
dalam aksi nyata. Daya eksternal ini berupa dukungan orang-orang kepercayaan kita
yang senantiasa searah, sefrekuensi dan sefaham (barisan). Dukungan dari orang
kepercayaan sangatlah penting dalam penggalian data dan informasi yang akan
kita analisa dan sikapi.
Pada pembahasan
kali ini kita akan mengupas terkait analisa terhadap permasalahan yang sering
dialami oleh mahasiswa berupa ajang kontestasi, perhelatan kepentingan, penciptaan
sistem dan penggiatan pemberdayaan. Pemetaan merupakan suatu kegiatan yang
tidak bisa lepas dari rutinitas mahasiswa khusunya mahasiswa sebagai penggerak suatu
kelompok atau organisasi. Kegiatan pemetaan ini berisi pembacaan situasi,
analisa masalah, penentuan arah gerak penyikapan atau pemecahan masalah, dan pasca
penyikapan tersebut. Maka mari kita kupas satu persatu tahapan pemetaan (disini
saya menyebutnya sirkel analisa atau analysis sircle) yang harus dipahami
sebagai Sang Maestro nyata untuk perubahan suatu sistem menuju lebih baik.
1. 1. Pembacaan
situasi.
Pembacaan situasi adalah kemampuan
sesorang dalam wujud kepekaan terhadap segala kondisi, atau fenomena yang
terjadi di sekitar, kemudian berusaha menafsirkan dan menyikapinya dengan
merancang berbagai perancanaan kedepannya. Kemampuan ini wajib dimiliki oleh
generasi muda yang berkemauan keras untuk menjadi orang yang sukses,
berprestasi, dan cemerlang karirnya. Bagi generasi yang kurang sadar akan
pentingnya kemampuan ini jangan disalahkan apabila kata mlempem adalah
hal yang tidak bisa terlepas untuk disematkan kepadanya. Jika berkata generasi
muda yang berkedok pejuang kesuksesan tersebut, maka mahasiswa tidak dapat
terlepas sebagai elemen wajib untuk memiliki dan menerapkan kemampuan tersebut.
Hal yang kita lakukan untuk membaca
atau mengidentifikasi situasi adalah dengan menyusun berbagai unsur situasi
yang sedang berkecamuk. Mari kita siapkan kertas kemudian tulias segala unsur
tersebut seperti apa penyebabnya, bagaimana bentuknya, siapa saja yang
terlibat, dampak apa yang ditimbulkan, siapa yang diuntungkan dan siapa yang
terancam. Kemudian lebih jelas lagi mari kita baca situasi yang sedang terjadi,
apakah situasi tersebut patut untuk ditindak lanjuti, seberapa besar dampak
situasi , dan apakah situasi tersebut merugikan atau menguntungkan bagi kita
maupun khalayak luas. Perlu digaris bawahi, bahwa data yang kita susun
merupakan data yang berdifat non pakem, artinya kita bebas
bereksplorasi mengenai apa saja unsur yang ingin kita tuliskan dan ingin kita
analisa.
Jadi dapat disimpulkan, pembacaan
situasi ini masih dalam taraf mengklasifikasi beragam faktor atau unsur dan
menyusun data base pribadi yang telah kita dapat dari membaca suatu situasi
yang sedang terjadi. Kemudian penyusunan data base ini ditujukan sebagai bahan
dasar dalam melakukan analisa selanjutnya. Detail tidaknya klasifikasi, rinci
tidaknya data yang kita bangun tergantung seberapa besar kepekaan kita dan
seberapa ulet ulet kemampuan kita dalam membaca suatu situasi.
2. 2. Analisa
Masalah
Inilah tahap paling
rumit dan bisa dikatakan inti dari
seluruh pembahasan pemetaan kita pada coretan kali ini. Tahap analisa ini
merupakan tindak lanjut dan pengembangan dari data base yang telah kita bangun
pada kegiatan pemetan sebelumnya yaitu pembacaan situasi. Dalam tahap ini semua
data dari hasil kita dalam membaca situasi akan dimasak, digodok, dan gali
lebih dalam lagi. Disinilah tahap dimana akan menguras banyak daya dan waktu
serta memerlukan kekuatan dukungan yang lebih dari pihak kepercayan untuk
memunculkan beragam tinjauan perspektif.
Setelah kita telah
mampu membaca situasi dengan memanifestasikannya dengan beragam poin-poin
kesimpulan berupa klasifikasi unsur-unsur didalamnya, semisal saja terkait apa
penyebab, siapa yang terlibat, bagaimana dampak, dan bagaimana tingkat profit
dan lossing systemnya. Dalam tahap ini kita akan lebih memperdalam dan
mengembangkan objek bahasan kita, siapkan kertas yang lebih banyak dan mari
kita rinci :
a.
Analisa
penyebab. Semisal saya ambil contoh ketika perhelatan kontestasi sedang
dijalankan di lingkungan kemahasiswaa maupun kemasyarakatan, kemudian timbul
suasana chaos baik ketika pra maupun pasca perhelatan. Maka kepekaan
situasi sangat diperlukan guna menyusun data base awal klasifikasi unsur
didalamnya. Setelah menyusun data base awal ini kita harus beranjak kedalam
pembahasan yang lebih kompleks yaitu berupa penyebab kejadian dengan segala
kemungkinan latar belakang yang mendalanginya, kepentingan yang menyokongnya, besarnya
kekuatan yang mendorongnya dan masih banyak lagi. Apakah masalah ini didasari oleh upaya
pembebasan, upaya pelengseran, upaya perubahan, upaya mencari keuntungan atau
bahkan upaya perusakan. Apakah situasi chaos itu sengaja diciptakan atau
merupakan naluriah murni dari sikap yang muncul dalam suatu ketegangan kontestasi.
Rinci semua itu, tulis dan tentukan bagaimana kita harus menyikapinya kedepan.
b.
Siapa
yang terlibat didalam. Masih satu paket dengan contoh situasi diatas, mari kita
selidiki siapa saja yang terlibat dalam kekacauan (chaos) tersebut,
berupa siapa dalang penyebabnya, siapa petarung di dalamnya, siapa yang hanya
sekedar ikut-ikutan, siapa provokator, siapa defender, siapa supplaier,
siapa main actor, siapa musuh berselimut, siapa wajah bertopeng, siapa
kambing hitam, barisan mana yang mendukung, barisan mana yang menentang, mana
kawan, mana lawan dan masih banyak lagi, tidak akam ada habisnya apabila kita
munculkan satu persatu. Pada intinya hal ini tergantung pada kemampuan analisa
kita masing-masing terhadap siapa saja yang perlu kita tuliskan dalam catatan analisa
kita, dan siapa saja yang harus segera disikapi.
c.
Media
dan alat apa yang digunakan. Satu paket dengan masalah chaos diatas,
disini mari kita tuliskan berbagai sarana, media dan alat yang digunakan para
pelaku yang terlibat di dalamnya sekaligus mulai sari mana mereka menggunakan alat
atau media tersebut. Analisa alat atau media ini disertai dengan pemetaan apa
saja langkah yang diambil oleh para pelaku tersebut, apakah provokasi,
doktrinisasi, sugesti, iming-iming keuntungan dll. Semisal saja ketika ada yang
menggunakan media sosial seperti whatsapp group sebagai alat propaganda
dan provokatif dengan menempatkan beberapa antek-anteknya. Atau ada yang
menggunakan sarana doktrinisasi yang dibranding dengan kegiatan diskusi.
d.
Bagaimana
dampak yang diberikan. Disini kita gali seberapa besar dampak yang diberikan
baik bagi kita, kelompok kita, atau keseluruhan elemen yang terlibat. Dampak ini
berupa dampak jangka pendek maupun jangka panjang, kalau perlu kita perinci
dengan menciptakan kalender analisa kita pribadi sengan satuan tahun, bulan,
minggu, bahkan hari.
3. 3. Penentuan
arak gerak atau pemecahan masalah
Pada tahap ini merupakan tahap kita
memanifestasikan segala hal yang telah kita baca, kita susun, dan analisa
sebelumnya. Disini berisi bagaimana bentuk dan langkah nyata kita menyikapi kondisi
berdasarkan analisa kita sebelumnya. Penentuan arak gerak dengan menimbang
medan dan lawan yang sedang dihadapi serta pemecahan masalah yang tepat dan
cepat.
Masih berdasar pada permasalahan chaos
sebelumnya, mari kita tulis dan tetapkan pemecahan masalahnya.
a.
Mengatasi
penyebab. Setelah kita analisa terkait unsur-unsur penyebab diatas, maka kita
tentukan langkah progressif maupun antisipatif. Semisal apabila chaos tersebut
dilatarbelakangi oleh gerakan pelengseran (kudeta) terhadap hasil kontestasi
yang telah ditetapkan, maka langkah yang kita ambil adalah berusaha bijak untuk
menurunkan tensi situasi, mengambil keputusan berdasarkan norma dan aturan
resmi yang diberlakukan, memegang teguh prinsip keadilan dan profesionalitas, bersikap
dewasa, berani mematahkan seluruh argument yang akan semakin memperkeruh
suasana, dan berbagai bentuk kebijaksanaan lain dalam kegiatan beorganisasi.
Situasi chaos yang dilator belakangi oleh keperluan kudeta tersebut
jelas-jelas menyalahi norma dan aturan yang berlaku, serta bentuk ketidak
dewasaan atau ketidak professionalan dalam berorganisasi.
b.
Mengatasi
siapa yang terlibat. Setelah kita memetakan dan menganalisa siapa saja yang
terlibat, selanjutny mari kita sikapi keseluruhannya. Semisal ada sesosok provokator
yang menyebabkan chaos ini terjadi, maka segera kita sikapi dengan
bentuk konsolidasi antar personal maupun tindak lanjut lapangan (ringkus). Kemudian
apabila terdapat seorang fighter dari pihak lawan yang jelas-jelas
menimbulkan kerusuhan semakin menjadi-jadi, maka kita tempatkan juga fighter
kita untuk menangkalnya. Apabila ada seorang informan dalam artian
penyusup, maka juga kita pasang informan kita untuk menyusiup dalam barisan
mereka. Intinya jika terjadi situasi A maka kita juga menerjunkan langkah A
untuk mengatasinya, jika B maka kita terjunkan langkah B dan seterusnya.
c.
Mengantisipasi
media dan alat yang digunakan. Setelah menganalisa berbagai media dan alat yang
digunakan beserta strategi penggunaannya, maka mari kita antisipasi satu
persatu. Semisal chaos tersebut menggunakan media sosial berupa whatsapp
, facebook, Instagram, ataupun media buzzer dengan menempatkan
antek-anteknya untuk menyerbu media sosial tersebut guna melancarkan aksinya,
maka langkah antisipatif yang kita ambil adalah dengan media dan strategi
serupa, apabila mereka menggunakan strategi provokatif menggunakan whatsapp
group maka juga kita tempatkan orang kepercayaan kita yang cakap dan
provokatif untuk mencounter antek mereka disitu. Apabila mereka
menggunakan sarana doktrinisasi dengan kemasan diskusi atau forum lain, maka
kita tempatkan juga orang-orang kepercayaan kita yang ahli mendoktrin dan
berargumentasi dalam sebuah diskusi atau forum. Sekali lagi, Intinya jika
terjadi situasi A maka kita juga menerjunkan langkah A untuk mengatasinya, jika
B maka kita terjunkan langkah B dan seterusnya.
d.
Mengantisipasi
dampak yang akan terjadi. Apabila dirasa dampak yang akan diberikan dari
situasi chaos tersebut dirasa merugikan maka kita harus jauh-jauh hari
menyadarinya dan segera mengantisipasi dengan berbagai langkah progressif dan
berkelanjutan, jangan sampai setalah dampak sudah dirasa menjadi-jadi baru kita
pula langkah antisipasinya. Semakin professional seseorang adalah dimana dia
mampu menyadari dampak suatu peristiwa baik jangka pendek maupun jangka
panjang, dan sudah menyiapkan berbagai langkah antisipatif sedini mungkin. Apabila
dampak yang akan dirasa menguntungkan, maka sedini mungkin mempersiapkan
langkah untuk keep pencapaian dan langkah-langkah untuk mengembangkannya
semakin lebih cemerlang kedepan.
4. 4. Pasca
penyikapan.
Pada tahap ini kita melakukan tindak
lanjut setelah menyikapi suatu situasi, bisa diartikan bagaimana kita bersikap
setalah kita mendapatkan suatu positioning tertentu pasca terjadinya situasi.
Apabila kita terposisikan sebagai pemenang maka kondisi yang sedang kita
rasakan adalah kondisi diatas angin (kondisi penuh kelegawaan, kebahagiaan,
kepuasan, dan keberhasilan), kondisi ini bukan semerta-merta merupakan akhir
perjuangan kita, justru melainkan tak layaknya sebagai gerbang awal dalam
menghadapi permasalahan baru dan sekaligu mendorong kita untuk melakukan
pembacaan dan analisa baru, sehingga kita tidak boleh terlena akan kemungkinan-kemungkinan
yang terjadi kedepan, bisa jadi aka nada masalah yang lebih rumit, lebih
kompleks, dan lebih chaos, karena pada hakikatnya setiap periode (bulan
ataupun tahun) dapat dipastikan akan muncul pergolakan baru dan kultur baru. Kondisi
ini menuntut kita untuk lebih inotavif dan adaptif terhadap segala kemungkinan
kedepannya.
Apabila kita terposisikan sebagai
barisan yang kurang beruntung, maka inilah saatnya kita mengadakan evalusasi
besar-besaran! Dengan merinci berbagai kecacatan dan kelemahan yang dirasa
merupakan biang ketidak gemilangan. Kemudian memperbarui sistem dengan
menciptakan sistem baru yang lebih matang, kokoh, dan siap maju. Perbaikan terhadap
sistem manajerial, akuntabilitas, loyalitas, professionalitas, pengelolaan, militansi,
dan taraf kapabilitas pada setiap elemen yang terlibat.
Semua paparan
pembahasan diatas merupakan bagian kecil dari analysis sircle. Pembahasan
ini sebenarnya merupakan strategi atau taktik khusus dari sebuah seni
keroganisasian yang tidak bisa diumbar kepada sembarang orang, hanya saja saya memposisikan
diri sebagai sebuah titik untuk belajar bersama mengenai pengetahuan ini, hanya
saja mungkin tidak akan dituliskan untuk keseluruhannya sebagai bahasan wilayah
privasi. Karena begitu luasnya cakupan analysis sircle ini maka tidak
mungkin akan saya tuangkan dalam satu kali coretan atau tulisan ini, selebihnya
mari bersama belajar dan bercengkrama lewat tulisan-tulisan lain selanjutnya. Next
kita akan bahas lagi mengenai analysis sircle ini, see you next
time. Wish you victory !!
0 Comments