GERAKAN MAHASISWA MENYONGSONG ERA SOCIETY 5.0

 

GERAKAN MAHASISWA (PEMUDA) MENYONGSONG ERA SOCIETY 5.0

Rizky Ahmaf Fahrezi


source image : https://news.detik.com/kolom/d-4207800/matinya-gerakan-mahasiswa-milenial

source image : https://news.detik.com/berita/d-4495430/pakar-politik-ungkap-bahaya-munculnya-orba-dukung-gerakan-modern

            Gerakan mahasiswa selalu memiliki andil besar dalam setiap perubahan entah itu sistem, rezim, orde, zaman, dan sejarah. Gerakan mahasiswa adalah kegiatan mahasiswa yang ada di dalam maupun di luar perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas, dan kemampuan kepemimpinan mahasiswa. Mahasiswa sebagai tokoh pemuda selalu memiliki peran dalam berbagai peristiwa penting. Mahasiswa adalah agen inovasi, sebuah inovasi (gagasan pemikiran baru) memiliki dampak yang sangat besar dalam mengarungi perjalanan dan menciptakan perubahan dari masa ke masa. Dalam sejarah gerakan mahasiswa, bisa ditelaah bagaimana gerakan mahasiswa menciptakan sebuah centralized power yang sangat dahsyat. Saking dahsyatnya, suatu bangunan peradabanpun bisa tergoyahkan fondasinya oleh kekuatan tersebut.

            Sejarah dahsyatnya gerakan mahasiswa sudah tak dapat dipungkiri lagi, keteguhan dan keuletan dalam membangun sebuah kinerja dari awal sampai terproseskan menjadi sebuah kekuatan pembawa perubahan. Mari kita kulik singkat rangkaian gerakan mahasiswa dari era sebelum kemerdekaan sampai era kini. Jauh sebelum kemerdekaan, pada tahun 1908 Boedi Oetomo adalah wadah perjuangan pertama di Indonesia memiliki struktur organisasi modern, didirikan di Jakarta, 20 Mei 1908 oleh mahasiswa lembaga pendidikan STOVIA. Budi Utomo adalah organisai yang bergerak dalam ranah sosial budaya yang berlandas atas ide untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, pada saat itu sering terjadi diskriminasi sosial karena tingkat pendidikan rakyat indonesia yang rendah. Organisasi ini berusaha untuk menghapuskan keterbatasan akses pendidikan yang dibelenggu oleh penjajah, ketika bangsa sudah tercerdaskan maka tidak akan mudah diadu domba dan diatur oleh penjajah. Semangat para mahasiswa STOVIA kala itu sudah tidak dapat diragukan lagi, mereka memiliki gagasan yang saling melengkapi ibarat “tumbu menemukan tutupnya”, gagasan-gagasan tersebut mereka dapatkan dari bacaan-bacaan seputar perjuangan-perjuangan bangsa lain dalam melawan penjajah, yang kemudian gagasan tersebut mereka bumikan sehingga Budi Utomo menjadi semakin besar dan melahirkan banyak cabang di berbagai daerah.

            Berlanjut di era 1928, era dinama tercetusnya sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928. Menilik lebih jauh lagi sebelum tahun tersebut, para pemuda nasionalis yang juga sebagai buah hasil petik dari organisasi-organisasi sebelumnya (Budi Utomo) melakukan berbagai macam upaya untuk menunjukkan eksistensinya sebagai garda-garda siap tempur demi memajukan dan memerdekakan banga Indonesia. Budi Utomo yang dalam perkembangannya diambil alih oleh golongan dewasa dan golongan pejabat mengakibatkan para pemuda berinisiatif untuk membentuk organisasi pemuda Jawa, yang kemudian pada tanggal 7 Maret 2915 berdirilah ”Tri Koro Dharmo” sebagai organisasi pemuda kedaerahan yang bertujuan mewujudkan Jawa-Raya atau persatuan seluruh pemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali, dan Lombok. Dengan didirikannya persatuan pemuda Jawa tersebut memantik sejumlah pemuda dari berbagai daerah untuk mendirikan organisasi serupa, yang akhirnya muncul beberapa persatuan pemuda sari seluruh Indonesia seperti Jong Java, Jong Sumatera Bond, Jong Bataks Bond, Jong Celebes, Jong Minahasa, Jong Ambon, Sekar Rukun, Pemuda Kaum Betawi, Timoresche Jongeren Bond dll. Tetapi semua pergerakan kaum pemuda tersebut masih bersifat kedaerahan, dalam perkembangan selanjutnya perkumpulan pemuda tersebut akhirnya terleburkan menjadi satu kesatuan dalam bingkai “Pemuda Indonesia” yang dalam kongres keduanya melahirkan Sumpah Pemuda ! Sumpah yang melahirkan semangat baru ! Sumpah yang mempersatukan generasi muda Indonesia ! Sumpah yang semakin mengkokohkan semangat perjuangan bangsa !.

            Bisa kita lihat betapa dahsyatnya semangat dan pergerakan para pemuda yang saling sahut-menyahut meramu perjuangan dari berbagai daerah asal. Dan kemudian mereka dipersatukan tanpa ada hasrat dan ambisi, persatuan murni dari hati, persatuan Pemuda Indonesia !

            Pada era pendudukan Jepang atas banga Indonesi, organisasi nasional dan organisasi pemuda dibelenggu dan dibatasi, hal ini menjadi tantangan baru bagi seluruh lapisan perjuangan bangsa. Jepang membuat kebijakan terkait pemanfaatan sumber daya manusia yang difokuskan untuk membantu perang Asia-Pasifik. Pada era ini para pemuda menggunakan metode senyap dalam melaksanakan diskusi-diskusi kebangsaan dan menimbun semangat perjuangan dalam memepersiapkan kemerdekaan.

            Selepas kemerdekaan perjuangan pemuda khususnya mahasiswa tidak semata-mata berhenti, justru timbul beragam motif dan ideologi yang menghiasi perjalanan gerakan mahasiswa. Diawali dari era 50-an dimana gerakan mahasiswa terintervensi oleh kebijakan politik praktis partai politik, dan beberapa organisasi telah menjadi underbow partai politik. Pola pergerakan mahasiswa sering bergesekan dengan rezim pemerintahan, mahasiswa menjadi kekuatan utama dalam merespon kebijakan pemerintah. Orde lama dinilai telah menyimpang dari nilai-nilai pancasila seperti indikasi kedekatan dengan PKI dan media pers yang dibungkam. Mahasiswa yang beraliansi dengan militer membentuk KAMI yang kemudian menjadi kekuatan bersar untuk meruntuhkan orde lama.

            Pada era orde baru, nyatanya kemesraan yang dijanjikan tidak bertahan lama. Pemerintahan kala itu juga mengalami pergesekan hebat dengan mahasiswa. Pemerintahan dinilai korupsi yang kemudian berujung peristiwa Malari pada 1974 dan 1978 dimana mahasiswa menolak kedatangan perdana menteri Jepang ke Indonesia, kedatangan tersebut dinilai menyimbolkan bangsa Indonesia telah diperjualbelikan kepada Asing. Tidak hanya itu, mahasiswa juga menolak pencalonan kembali Soeharto sebagai Presiden RI.

Keuletan mahasiswa tersebut memaksa pemerintah menerapkan kebijakan NKK/BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus dan Badan Koordinasi Kampus) yang pada intinya berisi pelarangan pergerakan organisasi mahasiswa dalam bentuk apapun kecuali kerohanian, pengembangan bakat dan minat. Tahun 1980-1998 disebut sebagai masa hibernasi mahasiswa. Mahasiswa fase ini menjalanka pergerakannya secara senyap dengan melakukan diskusi dan perkumpulan secara sembunyi-sembunyi serta membumikan kegiatan-kegiatan literasi. Pada puncaknya kekuatan besar mahasiswa meledak pada peristiwa reformasi 1998. Era ini disulut oleh kerancuan pemerintahan yang diwarnai oleh krisis yang menjalar ke segala sektor. Sektor politik ternodai oleh berbagai kasus korupsi yang semakin subur, sektor ekonomi teracuni oleh ketergantungan terhadap negara Asing, serta persoalan-persoalan kemanusiaan yang semakin miris. Mahasiswa dengan kekuatan besarnya berhasil menduduki gedung MPR dan DPR pada 21 Mei 1998 yang menuntut lengsernya Presiden Soeharto, selain itu ada 6 tuntutan mahasiswa pada peristiwa Reformasi ini yaitu :

1.      Tegakkan supremasi hukum.

2.      Amandemen UUD 1945.

3.      Hapus dwifungsi ABRI.

4.      Otonomi daerah seluas-luasnya.

5.      Ciptakan pemerintah bersih dari KKU.

6.      Adili Soeharto beserta kroni-kroninya.

Sejarah singkat gerakan mahasiswa diatas menunjukkan bahwa betada dahsyatnya kekuatan mahasiswa apabila diramu dan diaktualisasikan maksimal. Bagaimana mahasiswa bisa menjadi salah satu fondasi utama dalam membangun semanat nasionalisem perjuangan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan hingga betapa besar pengaruh gerakan mahasiswa terhadap rezim pemerintahan yang dinilai sudah tidak sejalan dengan kemauan rakyat Indonesia, tidak hanya tergetarkan tetapi juga teruntuhkan, inilah sebuah power of justice yang nyata besar dan dahsyat adanya.

Tidak hanya terjun dalam dunia perjuangan, politik, dan kebangsaan, gerkan mahasiswa juga membawa dampak besar bagi perkembangan peradaban. Dalam perjalanan era peradaban dunia kita mengenal istilah revolusi industri. Kemudian bagaimana gerakan pemuda khususnya mahasiswa mengambil peran dalam revolusi industri tersebut? Lalu bagaimana gerakan mahasiswa menyongsong era Society 5.0 saat ini? let’s go to the main point.....

Era Society 5.0 adalah istilah yang diresmikan oleh Jepang pada 21 Januari 2019. Konsep Society dititiberatkan pada konteks manusia sebagai elemen utama dari proses kinerja sebuah teknologi. Society 5.0 dmunculkan sebagai bentuk respon dan solusi dari revolusi 4.0 yang ditakutkan akan mendegradasi umat manusia dan karakter manusia sebagai elemen utama pengatur dinamika peradaban. Revolusi 4.0 menciptakan kekawatiran gejolak disrupsi akibat penggunaan teknologi yang melewati batas kewajaran kemampuan manusia secara umum. 4.0 melahirkan Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) yang semakin menjadi-jadi, AI adalah suatu kecerdasan yang diletakkan kepada suatu sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah atau bisa diartikan sebagai entitas ilmiah. Pada era 4.0 AI dinilai semakin menjadi-jadi, keberagaman automasi teknologi berlomba-lomba diciptakan demi memenuhi hasrat dan kepentingan tertentu, baik demi pemenuhan kebutuhan manusia yang bersifat tuntutan maupun hanya sebatas gengsi atau kontestasi ilmiah.

 Dengan semaraknya kemunculan teknologi yang semakin maju bahkan diluar nalar manusia awam, dikawatirkan peran manusia sedikit demi sedikit akan terdegradasi dan tergantikan total oleh keberadaan teknologi tersebut, bisa kita lihat beberapa profesi yang sudah mulai tergantikan sistem yang terprogam misalnya customer service, teller, pengusaha kecil, SPG, guru, bahkan sopir. Kita ambil satu contoh profesi saja semisal sopir, jagat milenial kini mulai dibuat heran oleh penemuan mobil tanpa pengemudi yang bisa berjalan ribuan kilometer, bisa saja suatu saat nanti fenomena seperti ini menyebabkan manusia secara umum khusunya yang berprofesi sebagai sopir akan kalang kabut dan kebingungan bukan main apabila peran mereka terdegradasi oleh perkembangan peradaban, inilah salah satu akibat jika sumber daya manusia tidak disiapkan secara matang untuk menghadapi kesenjangan dalam peralihan zaman. Kemajuan teknologi adalah perihal mutlak adanya, maka dari itu manusia harus bisa menjadi bagian dari kemutlakan tersebut ! Manusia harus bisa memanfaatkan teknologi secara bijak dan dapat menyelaraskan satu kesatuan populasi untuk bersama-sama menciptakan dinamika peradaban yang ideal. That’s society 5.0 hadir untuk menjawab persoalan dari era 4.0 sebelumnya......

            Society 5.0 juga diistilahkan semagai “Era memanusiakan manusia”. Manusia satu dengan manusia lain harus saling bahu-membahu, bersama-sama menyongsong perkembangan peradaban. ketika satu diantaraya tertinggal dalam perjalanan maka yang lain harus bersedia menatih dan mengulurkan tangan untuk berjalan bersama-sama.

            Mahasiswa sebagai bagian dari peradaban tentu tidak boleh tinggal diam terhadap segala fenomena yang terjadi. Peralihan era revolusi industri merupakan bagian diskursus yang harus dipecahkan dan diaktualisasikan oleh seluruh mahasiswa baik dalam pergerakan yang bersifat individual maupun bersifat populasi atau organisasi. Gerakan mahasiswa sudah tidak lagi difokuskan pada satu titik orientasi saja, tidak lagi kaku menohok satu titik pukul saja, gerakan mahasiswa sudah harus mampu menempatkan diri seelastis mungkin terhadap berbagai bentuk orientasi dan titik fokus pergerakan. Gerakan mahasiswa harus bisa lebih menebar gaungnya disegala sektor dan sendi kehidupan tanpa terkecuali. Tidak hanya berfokus pada dunia perpolitikan, mahasiswa juga harus bisa bergerak dalam multidimensional  seperti sosial budaya, ekonomi, kebangsaan, kenegaraan, keislaman, pendidikan, live skill dll.

Gerakan mahasiswa sebagai salah satu pilar utama dalam menyongsong peradaban kedepannya harus bisa menjadi perhiasan berharga yang bernilai jual tinggi dimasa kini dan semakin tinggi dimasa mendatang. Kualitas sebuah peradaban bangsa bisa dilihat bagaimana generasi mudanya berkembang dan berkarakter. Bangsa yang maju adalah bangsa yang menciptakan generasi yang cerdas ilmu pengetahuan, skill, dan emosionalnya sehingga memunculkan banyak figur pemimpin yang bisa berkancah melalangbuana menggemparkan dunia.

Berikut beberapa keterampilan yang harus diupayakan dan dikuasai oleh seluruh umat manusia khusunya generasi muda (mahasiswa) dalam menyongsong era society 5.0 :

1.      Live and career skill

Keterampilan hidup dan berkarir. Manusia harus memiliki keterampilan dalam menjalankan setiap sutinitas kehidupkannya terlebih lagi menjalankan rutinitas karir atau pekerjaannya, karena sekecil apapun perbuatan pasti memerlukan sebuah skill untuk menunjangnya. Dalam keterampilan ini, manusia khususnya generasi muda dituntut untuk bisa fleksibel dan mampu beradaptasi dengan segala situasi dan kondisi, mampu berfikir inisiatif dan memanajemen diri, mampu berinteraksi dengan kondisi sosial budaya dimapaun berada, memiliki jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab, serta mampu menerapkan prinsip produktivitas dan akuntabilitas yang berarti mampu menghasilkan produk dan mengolahnya secara optimal.

2.      Information media and technology skill

Keterampilan teknologi dan media informasi. Manusia dituntut untuk mampu menguasai beragam teknologi dan media informasi terkini. Tidak dapat dipungkiri, dewasa ini peradaban beralih pada penggunaan media dan platform digital sebagai sarana utamanya, apabila manusia tidak dapat menyesuaikan diri terhadap segala perkembangan ini maka siap saja untuk dipertuan oleh kemajuan digital tersebut. Pada keterampilan ini manusia dituntut untuk bisa mengakses informasi secara efektif (sumber informasinya) dan efisien (wakktunya), kemudian mampu mengolah dan mengevaluasi secara kritis dan kompeten sehingga secara akurat dapat digunakan untuk menjawab segala persoalan. Manusia dituntut untuk bisa memilih dan mengembangkan media komunikasi terkini, serta melakukan beragam inovasi terkait kemajuan teknologi kedepan.

3.      Learning and innovation skill

Kemampuan belajar dan berinovasi. Manusia dituntut untuk mampu berfikir kritis dan mengabalisa segala sesuatu secara detail. Kemudian dapat menghasilkan keputusan yang tepat dari hasil berfikirnya tersebut untuk mengatasi berbagai persoalan. Manusia juga dituntut untuk mampu berkolaborasi dengan berbagai elemen untuk menciptakan inovasi-inovasi baru di seluruh bidang kehidupan.

Beberapa kemampuan atau keterampilan diatas menjadi tolak ukur utama dalam pengembangan diri setiap manusia khususnya generasi muda (mahasiswa). Gerakan mahasiswa yang ideal untuk era sekarang adalah gerakan yang tidak hanya mampu untuk manjadi responder terhadap segala bentuk fenomena politik atau kelembagaan, tetapi gerakan yang bisa memenuhi aspek-aspek yang lebih luas dan multidimensional seperti sosial budaya, ekonomi, intelektualitas, spiritualitas, dan live skill tentunya. Gerakan yang mampu mewujudkan beragam keterampilan yang menjadi acuan utama dalam perkembangan peradaban kali ini, society 5.0.

Selain itu, tentunya mahasiswa tidak boleh lelah untuk terus menjadi check of balance atau pengendali keseimbangan terhadap segala bentuk ketimpangan dan kesenjangan yang terjadi dimanapun dan kapanpun, apalagi kalau permasalahan seperti itu menyangkut keejahteraan rakyat ! Persoalan dan polemik yang merenggut dan mempermainkan pemegang kekuasaa tertinggi dalam sistem demokrasi, disitulah mahasiswa ada untuk mereka ! Jangan sampai terlupakan betapa dahsyatnya gerakan mahasiswa dulu yang tak pernah gentar menjadi pelopor sebuah perjuangan untuk memerdekaan bangsa dan mempertahankannya. Teruslah menjadi coretan tinta emas dalam perjuangan dan pergerakan tersebut, hinga sambung-menyambung dan tiada henti. Wish You Victory....!!

 

 

 

SOURCE :

Hendarsyah, decky. 2019. “E-Commerce Di Era Industri 4.0 Dan Society 5.0”. Jurnal Ilmiah Ekonomi Kita. Vol.8, No.2: 171-184. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Syariah Bengkalis.

Kosasih. 2016. “Peranan Organisasi Kemahasiswaan Dalam Pengembangan Civic Skills Mahasiswa”. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 25, No. 2. JPIS.

Mardawani, lusiana. 2018. “Peran Mahasiswa Dalam Upaya Membentuk Generasi Muda Berkarakter Melalui Pendekatan Humanis Berbasis Kearifan Lokal Suku Dayak Di Desa Telaga II”. Jurnal PEKAN Vol. 3 No. 1. Sintang : STKIP Persada Khatulistiwa.

Marlinah, lili. 2019. “Pentingnya Peran Perguruan Tinggi Dalam Mencetak Sdm Yang Berjiwa Inovator dan Technopreneur Menyongsong Era Society 5.0”. Jurnal IKRA-ITH Ekonomika Vol 2 No 3. Universitas Bin a Sarana Informatika.

Novita, komang. 2021. “Sinergi Pendidikan Menyongsong Masa Depan Indonesia Di Era Society 5.0”. Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 2, No. 1. Universitas Pendidikan Ganesha.

Puspita, yenny dkk. 2020. “Selamat Tinggal Revolusi Industri 4.0, Selamat Datang Revolusi Industri 5.0”. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Pgri Palembang.

Sabri, indar. 2019. “Peran Pendidikan Seni Di Era Society 5.0 untuk Revolusi Industri 4.0”. ProsidingSeminar Nasional Pascasarjana UNNES.

Sudiyo. 1997. Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia. Jakarat: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Museum Kebangkitan Nasional.

Post a Comment

0 Comments